Saturday, April 22, 2006

KL - Genting 25 Maret 2006


Encik Muhammad bener-bener tuan rumah yang baik. Mercynya nyaman (sampai takut kena ceceran cemilan Mc D deh), nyetirnya kalem dan ramah sekali. Semua pertanyaan kami dijawab dengan ramah. Padahal papi salah melulu menyebut dia cik, bukan encik. Dalam bahasa mereka, cik itu panggilan untuk perempuan, encik panggilan untuk pria.

Anak-anak berisik banget, sebentar-sebentar bertanya kapan sih tiba di Genting. David malah harus dijelaskan berkali-kali kalau kami sudah di Malaysia, bukan di Indonesia lagi. Mungkin karena iklimnya sama, orang-orangnya keliatan sama dan perjalanan juga sebentar (lebih lama ke Pangandaran naik mobil hehehe) jadi Awit gak merasa ada di negara orang.

Kira-kira satu jam lepas dari LCCT, mobil kamipun memasuki kawasan Genting. Begitu tiba di Theme Park Hotel (yang sempet bikin kami bingung karena lobby-nya gak keliatan dari depan), anak-anak berebutan turun dari mobil. Alamak ! Duingiiiiiiiin sekali ternyata di luar. Sebagai emak reseh, aku langsung repot memasangkan jaket anak-anak. Untung jaket-jaket itu selalu nangkring dipinggang mereka, jadi gak perlu acara mencari jaket di dalam koper segala.

Sementara itu, sebagai bapak cuek hahaha Judo malah asik nyuruh kita bergaya buat difoto. Gak heran kalau dia seperti gak merasakan dingingnya udara. Di rumahpun dia sudah terbiasa tidur cuma bercelana pendek padahal AC dipasang 16 derajat! Demi kenang-kenangan, sambil gemetaran kamipun berpose di depan hotel. Sayang hasilnya gak bagus, soalnya kabut tebal sekali di sekitar kami.

Setelah check-in (hiks, gak bisa dapat connecting room), di antar bell boy kami menuju kamar. Buset, jauuuuuuh banget ternyata letak kamar kami, seperti jalan ke hotel lain saja rasanya. Anak-anak langsung berlarian kegirangan (dan mereka nanti jadi satun2xnya, eh dua2xnya orang yang keringetan di udara sedingin itu). Yah namanya juga liburan, suasana santai hatipun riang gembira. Jalan ke kamar sejauh itu (dan nanti kami bolak balik ke kamar terus) rasanya ringan saja tuh.

Kamar kami cukup luas. Tiap kamar mempunyai 2 tempat tidur ukuran queen. Antenna hematku langsung turn on: wah, tau gini cukup pesan satu kamar saja. Satu ranjang cukup untuk 2 dewasa dan 1 anak. Pas kan? Hehehe...asbun, bisa diusir pihak hotel kalau ketauan.

Ini lagi the magic of holiday. Biasanya, habis jalan-jalan jauh melihat tempat tidur yang bersih dan empuk, rasanya pengen tidur aja. Tapi ini boro-boro, malah semuanya bertekad untuk langsung menyusuri Genting ! Padahal sudah hampir pukul 6 loh. Untung ada mami yang ngingetin dan maksain kita untuk mandi dulu.

Kamar mandinya gak besar, closet, wastafel dan glass shower room. No prob, yang penting, water heaternya lancar. Sehabis mandi air dan hangat langsung kena udara dingin, pipi anak-anak merah kayak apel. Seger dan sehat banget keliatannya. Puji Tuhan deh.

Setelah semua mandi, kami berjalan keluar hotel dan mulai petualangan kami di Genting. Dari kaca di depan kamar kami, samar-samar kami melihat First World Hotel persis di seberang kami. Kabut pasti sangat tebal, sampai lampu hotel yang terang benderang hanya terlihat samar.

Turun ke lobby, lalu kami mengikuti petunjuk jalan (luarrrrrr biasa, petunjuknya jelas dan selalu ada di tempat-tempat yang dibutuhkan). Tidak sampai 10 menit kami tiba di First World Hotel yang terkenal itu.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home