Sunday, April 23, 2006

Genting Highland 25 Maret 2006 malam


Gak lebih dari 15 menit kami tiba di First World Hotel. Dari Theme Park Hotel kami ke kanan, lalu naik escalator, lalu belok kiri, lalu lupa hehehe...tapi petunjuk jalan di sana bener-bener jelas dan helpful. Gak pakai nyasar sama sekali (kecuali salah napak, bukannya di jalan buat orang malah di jalanan mobil hehehe), kami memulai petualangan di FWH.

Lobby hotelnya besaaaaar sekali, mirip lobby-lobby hotel di Las Vegas, bedanya di sini tidak ada mesin casino saja. Lobby FWH dibuat bernuansa hutan, jadinya memang remang-remang, tapi tidak menyeramkan (soalnya rame kali ya, coba kalu sepi). Seluruh ceiling ditutupi dengan dedaunan, pokoknya serasa di dalam hutan lebat. Tapi hutan asik, soalnya di tepi hutan ada Starbuck Cafe hehehe....

Dari situ kami naik ke atas, pakai escalator, sesuai petunjuk di atas bakal nemu shopping center dan resto/cafe. Wah anak-anak langsung jejingkrakan kesenangan melihat isi lantai 2 itu. Dekorasinya memang seru, ada tiruan patung Liberty, ada dinosaurus di depan sebuah toko, ada motor 'nabrak' dinding sebuah toko busana. Belum lagi permainan anak-anak seperti ferrish wheel, merry-go-round, venice boat, rainder cruiser, dan masih banyak lagi. Musik dari mainan-maianan itu memang berisik, tapi membuat suasana jadi meriah dan bersemangat.

Ingat besok mau mampir ke Snow World, malam itu kami mencari tau dulu lokasinya. Untung juga, karena perlu waktu lumayan untuk menemukannya. Kami juga mencari lokasi Ripley's Believe It or Not malam itu. Setelah menemukan lokasi tersebut, kami berkeliling mencari makan.

Anak-anak sih maunya makan Mc D. Tapi no way! Tadi siang sudah. Setelah lihat-lihat kiri kanan, kami sepakat mencoba chinese food. Ragu-ragu juga sih, soalnya takut anak-anak gak suka. Tapi yah coba dulu saja deh. Sayangnya bubur yang dijual, dari penampilannya saja sudah keliatan, jauh berbeda dari yang biasa kami santap di Jakarta. Buburnya bener-bener cuma bubur nasi (bukan bubur ayam), makannya ditemani dengan telur asin dan beberapa lauk yang aneh buat kami.

Jadi aku, mami, papi dan anak-anak pesan nasi campur yang terdiri dari nasi putih, usus babi dimasak sekba dan dua macam sayur tumisan (kami pilih sawi asin dan kacang panjang) dan semangkuk kaldu babi. Judo milih nasi dan babi panggang merah. Satu porsi nasi campur harganya RM 12.00 alias Rp. 30.000,- Cukup mahal ya kalau ingat di Jakarta nasi campur seperti itu gak mungkin lebih dari Rp. 20.000,-

Aih gak disangka banget deh. Si usus sekba dan sawi asinnya ueeenak banget. Anak-anak aja suka banget, terutama David. David sih sampai kuah kaldu babinya juga diseruput tandas, enak banget katanya. Jadinya, besok siang dan malamnya kami makan di situ lagi dengan menu yang sama. Agak malu juga sih sama yang jual hihihi. Tapi papi dan Judo sih makan di tempat lain-lain setiap kali makan.

Nci yang jual itu gak bisa bahasa Inggris, gak bisa bahasa Melayu. Yang membantu melayani kami adalah pegawainya, lelaki, keliatannya Melayu (atau jangan-jangan tki ? hehehe). Kalau si pegawai sedang tidak ada, kami mengandalkan bahasa tubuh.

Selesai makan kami keluar masuk toko, melihat-lihat. Aha ! Ada toko sepatu yang menjual Vincci. Tapi ingat kami akan ke KL, kami cuma lihat-lihat saja tanpa membeli sepasangpun. Aku ingat sempat sms Susan malam itu : San, sampai detik ini belum belanja apa-apa loh. Hihihi...soalnya sebelum berangkat kami berjanji kami gak akan shopping (hiks janji yang ternyata bakal aku ingkari di Singapore).

Sambil jalan-jalan kami membeli pengangan kecil, sweet corn dan bakpao. Sebetulnya di Jakarta ya banyak cemilan kayak gitu, tapi kami membayangkan nikmatnya ngemil sweet corn panas di udara sedingin ini. Kalau gak salah harganya RM 3,50/cup alias Rp. 8.750.-. Bakpao yang bikin penasaran itu gedenya minta ampun. Warnya putih montok, besarnya hampir sebesar piring !!! Harganya RM 4,00 alias Rp. 10.000,- Ternyata rasanya tidak sehebat tampilannya. Dalamnya terdiri dari telur ayam rebus dan daging ayam diiris besar-besar. Tapi masih lumayan karena rasa dagingnya gurih dan bakpaonya panas banget.

Sebelum pulang Judo membeli secangkir kopi dingin di Starbuck. Hiii gak ada yang pengen nyobain kecuali John. Dingin banget gini kok ya minum kopi dingin hehehe.

Pas mau pulang ternyata turun hujan, jadi kami tidak bisa melalui jalan yang tadi. Jadi kami pilih jalan lain, lebih jauh tapi tidak kehujanan. Cukup jauh kami jalan, tapi ya itu dia tadi, the magic of holiday, hepi dan enjoy aja tuh.

Malam itu kami tidur nyenyak banget, di balik selimut tebal. Anak-anak tidur sama papi dan mami. Aku tidur berdua sama Judo.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home